-->

Jumat, 12 Desember 2025

Harga Ayam Melambung Tinggi Pelaku UMKM ‘Gigit Jari', Direktur CV Menong : Dimanakah Pemerintah? ​

Harga Ayam Melambung Tinggi Pelaku UMKM ‘Gigit Jari', Direktur CV Menong : Dimanakah Pemerintah?  ​


Foto : Ilustrasi 

Purwakarta – Kenaikan harga daging ayam potong yang tidak terkendali dalam beberapa pekan terakhir telah mencapai titik krisis. Lonjakan harga ini memberikan pukulan telak bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya yang bergerak di sektor kuliner.

​Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional, harga daging ayam kini menyentuh angka Rp. 40.000 – 45.000] per kilogram, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Fik saran Rp38.000 - Rp40.000 per kg yang ditetapkan pemerintah. Kenaikan ini dinilai tidak wajar dan sangat membebani struktur biaya operasional pedagang kecil.

UMKM Terjepit di Tengah Dilema

​Para pedagang makanan olahan ayam, seperti penjual ayam geprek, pecel lele, warteg, hingga katering rumahan, kini berada dalam posisi terjepit. Mereka dihadapkan pada dua pilihan sulit: menaikkan harga jual dengan risiko ditinggalkan pelanggan yang daya belinya sedang lesu, atau mempertahankan harga dengan konsekuensi keuntungan tergerus habis, bahkan merugi.

Cecep Nursaepul Mukti Pemilik CV Menong Catering yang bergerak di bidang kuliner "Serbu" menyatakan keprihatinannya.

'Kami benar-benar gigit jari. Margin keuntungan kami sudah sangat tipis. Jika harga bahan baku utama naik hingga 20-30%, kami bekerja bakti, hanya capek saja tanpa hasil. Banyak teman-teman sesama pedagang kecil yang mulai berpikir untuk menutup usaha sementara karena tidak sanggup menutupi modal belanja." Ucapnya

Absennya Peran Pemerintah Dipertanyakan

​Di tengah situasi yang mencekik ini, Mahesa Jenar sapaan akrab dari pemilik CV Menong ini mempertanyakan kehadiran dan keseriusan pemerintah dalam mengendalikan harga pangan.

​"Dimanakah Pemerintah saat rakyat kecil menjerit? Mengapa siklus kenaikan harga ini terus berulang tanpa ada solusi jangka panjang yang konkret? Operasi pasar yang sporadis terbukti tidak cukup efektif meredam gejolak harga di tingkat pengecer," tegas Mahesa

​Ketiadaan intervensi yang cepat dan tepat menimbulkan dugaan adanya masalah di rantai pasok atau distribusi yang tidak diawasi dengan ketat. Pembiaran terhadap kondisi ini sama saja dengan membiarkan sektor UMKM—yang digadang-gadang sebagai tulang punggung ekonomi nasional—mati perlahan.

Tuntutan Kepada Pemerintah

​kami mendesak Pemerintah Pusat maupun Daerah, khususnya Kementerian Perdagangan dan Badan Pangan Nasional, untuk segera mengambil langkah taktis:

  1. Lakukan Intervensi Pasar Segera: Melakukan operasi pasar besar-besaran untuk menstabilkan harga ayam di level yang wajar bagi pedagang dan konsumen.

  2. Investigasi Rantai Pasok: Mengusut tuntas dugaan permainan kartel atau penimbunan yang menyebabkan kelangkaan dan lonjakan harga di tengah pasokan yang seharusnya aman.

  3. Subsidi Pakan Ternak: Mengatasi akar masalah di tingkat peternak (biaya pakan) agar harga di tingkat konsumen (hulu ke hilir) bisa terkendali.

  4. Jaring Pengaman UMKM: Memberikan subsidi khusus atau akses bahan baku murah bagi UMKM kuliner terdaftar agar mereka tetap bisa berproduksi.

​UMKM tidak butuh wacana, UMKM butuh bukti nyata kehadiran negara untuk melindungi keberlangsungan usaha rakyat.

Sampai narasi diterbitkan awak media belum berhasil mengkonfirmasi dinas peternakan dan DKUPP kabupaten Purwakarta.

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 INFONAS.ID | Bukan Sekedar Berita | All Right Reserved