-->

Kamis, 08 Agustus 2024

Kontroversi Kematian Pasien di RS Hastien Karawang Menjadi Sorotan FPII dan IWOI

Kontroversi Kematian Pasien di RS Hastien Karawang Menjadi Sorotan FPII dan IWOI

KARAWANG - Pihak RS Hastien memilih untuk tidak berkomentar terkait berita viral mengenai seringnya pasien yang diduga meninggal dalam keadaan tak jelas di RS Hastien Karawang. Ketua FPII Kabupaten Purwakarta dan Ketua IWOI Kabupaten Bandung juga turut memberikan tanggapannya terhadap berita Viral tersebut.

Menurut Dwi Joko Waluyo, Ketua FPII kabupaten Purwakarta menuturkan, salah seorang pasien paruh baya bernama Hj. Atih binti Gandi, yang awalnya hanya ingin menjalani kontrol rutin, ternyata meninggal. Dimana Diduga setelah ditangani oleh tim medis di rumah sakit tersebut.

"Tak lama kemudian, muncul kembali berita kasus kematian seorang bayi dari ibu muda yang penyebabnya belum diketahui, setelah mendapatkan penanganan dari Rumah Kematian tersebut," ujar Dwi Joko Waluyo yang akrab disapa Bang Joko.

Lebih lanjut Bang Joko mengatakan, Mungkin ada banyak kejadian yang tidak terungkap oleh awak media tetapi diketahui oleh masyarakat. Sayangnya, ketika dikonfirmasi oleh pihak awak media, pihak rumah sakit tiba-tiba menunjukkan sikap tidak kooperatif dan terlihat seolah-olah tanpa kesalahan.

Berita meninggalnya Hj. Atih (Almh): Alih-alih memberikan klarifikasi, Business Development Manager RS, Doni, bersama Kepala Medis RS, Indra, justru menghindar dan memberikan berbagai alasan untuk menutupi kekurangan pelayanan mereka saat awak media datang untuk melakukan konfirmasi.

"Tetapi tentu saja, awak media tidak bodoh. Semua percakapan terekam dengan jelas, termasuk pernyataan yang dikeluarkan serta pembahasan spesifik mengenai jenis obat, dosis, dan kandungan yang diduga disuntikkan kepada (almarhumah) Hj Atih hingga mengakibatkan meninggalnya beliau,' Ujar Bang Joko.

Lebih lanjut Bang Joko menegaskan, Saat ini, media gabungan IWOI dan FPII sedang menyelidiki kematian yang diduga tak wajar di rumah sakit tersebut. Salah satu langkah yang kami ambil adalah meminta pernyataan dan analisis resmi dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait kasus ini.

Selanjutnya Rendy, Pemred Lensafakta.com dan Wakil Ketua IWOI Kabupaten Bandung mengatakan, Kami saat ini hanya menunggu hasil rekaman pengakuan pihak rumah sakit mengenai jenis obat yang mereka suntikkan sebelum pasien meninggal.

"Jika hasilnya menunjukkan adanya kesalahan diagnosis dan dosis, kami telah berkoordinasi dengan keluarga korban untuk melaporkan rumah sakit tersebut kepada pihak berwenang, karena diduga kuat ada malpraktek yang terjadi di sana," imbuhnya. (*)


Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 INFONAS.ID | Bukan Sekedar Berita | All Right Reserved