-->

Minggu, 26 Oktober 2025

Inisiatif Ayam Ulu Abang Ijo Dinilai Salah Sasaran, Pengamat Soroti Etika dan Perencanaan

Inisiatif Ayam Ulu Abang Ijo Dinilai Salah Sasaran, Pengamat Soroti Etika dan Perencanaan


Foto: Seorang warga yang tertunduk ketika dimarahi wakil bupati


Purwakarta — Inisiatif Ayam Ulu yang digagas Wakil Bupati Purwakarta, Abang Ijo, untuk membantu warga melalui program ternak ayam, menuai kritik. Sejumlah penerima bantuan dilaporkan menjual pakan ayam yang seharusnya digunakan untuk pengembangan ternak.

Pengamat kebijakan publik Bagas Pujo Dewadi menilai persoalan ini muncul karena lemahnya perencanaan dan tidak jelasnya kriteria penerima bantuan. “Jika target dan kriteria penerima tidak jelas, wajar jika bantuan disalahgunakan. Tidak bisa hanya menyalahkan warga yang menerima bantuan secara asal,” ujarnya kepada awak media, Minggu(26/10/2035).

Menurut Bagas, bantuan sosial maupun ekonomi seharusnya memiliki mekanisme seleksi, pendampingan, dan evaluasi yang ketat. “Program seperti ini baik secara niat, tapi buruk dalam perencanaan. Inisiator program seharusnya memastikan siapa yang berhak, bagaimana pengawasannya, dan apa indikator keberhasilannya,” tambahnya.

Bagas juga mengkritik cara Wakil Bupati menegur warga melalui video yang viral di TikTok. Ia menilai tindakan tersebut tidak etis dan berpotensi merendahkan martabat penerima bantuan. “Memarahi warga di depan kamera bukan bentuk pembinaan, tapi mempermalukan. Yang seharusnya bekerja adalah sistem evaluasi dan pendampingan, bukan konten publik,” ujarnya.

Ia menambahkan, pendekatan yang humanis dan edukatif jauh lebih efektif dibanding cara-cara konfrontatif. “Warga butuh arahan dan dukungan, bukan disalahkan di ruang publik,” kata Bagas.

Lebih lanjut, Bagas menegaskan bahwa inisiatif seperti Ayam Ulu semestinya diarahkan kepada warga yang benar-benar membutuhkan dan memiliki komitmen untuk memanfaatkan bantuan secara produktif. “Tanpa pendampingan teknis, monitoring berkala, dan kejelasan tujuan, niat baik justru bisa gagal dan merusak kepercayaan publik,” tegasnya.

Kasus ini menjadi pelajaran bahwa inisiatif individual seorang pemimpin, betapapun baiknya, harus dirancang dengan perencanaan matang, target yang jelas, serta memperhatikan etika dalam perlakuan terhadap warga. Bantuan publik seharusnya meningkatkan kesejahteraan, bukan menimbulkan stigma sosial atau memperlemah martabat penerimanya

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 INFONAS.ID | Bukan Sekedar Berita | All Right Reserved