-->

Kamis, 31 Juli 2025

Petani atau Pencitraan? Jejak Abang Ijo Dipertanyakan, Warga Rindu Aming

Petani atau Pencitraan? Jejak Abang Ijo Dipertanyakan, Warga Rindu Aming


Foto: H. Aming (kanan) Bang Ijo Hapidin (kiri)


Dua nama pejabat publik kembali mencuat dalam perbincangan warga Purwakarta: Haji Aming, mantan Wakil Bupati dengan latar belakang rakyat jelata, dan Bang Ijo (Hapidin), wakil bupati saat ini yang membawa narasi sebagai petani sukses. Namun publik mulai membandingkan secara jujur, mana yang otentik, dan mana yang dibentuk demi kepentingan elektoral?

Tak banyak yang bisa membantah bahwa kisah hidup Haji Aming adalah gambaran nyata perjuangan kelas bawah. Berawal sebagai kuli bangunan di Jakarta, pulang ke kampung halaman jadi tukang ojek dan penjaja kopi di saung dekat Waduk Jatiluhur, hingga akhirnya dipercaya masyarakat menjadi Wakil Bupati Purwakarta periode 2018–2023. Saat ini, Haji Aming menjabat sebagai Anggota DPRD Purwakarta dan Ketua DPD PAN Purwakarta.

“Pak Aming itu bukan orang yang banyak janji, tapi konsisten hadir di masyarakat bahkan ketika tidak menjabat lagi,” kata Risky Widya Tama, aktivis Lembaga Kajian Publik Analitika Purwakarta. 

“Narasi hidupnya jelas, terbaca dari jejak panjangnya bersama warga. Ia membangun kepercayaan, bukan pencitraan.”

Berbeda dengan Haji Aming yang dikenal sejak lama oleh masyarakat, Bang Ijo relatif tiba-tiba muncul dengan citra sebagai petani sukses. Namun narasi ini mulai diragukan oleh sejumlah warga dan pemerhati politik lokal.

“Kalau kita tanya warga, mereka banyak yang tidak tahu persis kapan Bang Ijo mulai bertani atau sawahnya di mana? Apakah benar itu kebun pribadi atau milik oranglain? Petani betulan atau hanya calo pertanian? Ini berbeda jauh dengan Haji Aming yang dari dulu memang hidup dari keringat,” ujar Rizky.

“Ini penting, karena rekam jejak itu bukan sekadar cerita—ia harus bisa ditelusuri.

Dalam hal kepemimpinan, keduanya menempuh pendekatan berbeda.
Haji Aming dikenal minim bicara, tapi sering turun ke masyarakat tanpa sorotan kamera. Warga menyebutnya ringan tangan dan rendah hati.

Sementara itu, Bang Ijo lebih sering tampil di publik dan media sosial, namun beberapa janji kampanyenya mulai dipertanyakan publik, dimulai soal greenhouse, pertanian jambu kristal, budidaya ayam sampai dengan janji untuk membantu masyarakat yang membutuhkan

Menurut Rizky, masyarakat kini semakin cerdas dalam membedakan mana pemimpin yang tumbuh dari rakyat, dan mana yang sekadar mengklaim berasal dari rakyat.

“Citra bisa dibuat, tapi jejak tak bisa dimanipulasi. Publik tahu siapa yang konsisten bekerja diam-diam, dan siapa yang hanya ramai saat sorotan kamera datang,” katanya.

Di tengah kondisi politik lokal yang mulai dinamis, masyarakat Purwakarta tampaknya lebih merindukan sosok seperti Haji Aming: tidak gaduh, tidak banyak janji, tapi hadir nyata. Sosok yang bukan hanya berbicara atas nama rakyat, tapi pernah hidup dan tumbuh bersama rakyat.

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 INFONAS.ID | Bukan Sekedar Berita | All Right Reserved