INFONAS|| KOTA BOGOR - Komisi IV DPRD Kota Bogor menggelar rapat kerja dengan Dinas Kesehatan Kota Bogor dengan agenda pembahasan kinerja dinas terkait pekerjaan fisik, Kamis (11/5).
Ketua
Komisi IV DPRD Kota Bogor, Akhmad Saeful Bakhri dalam rapat kerja tersebut meminta Dinkes Kota Bogor untuk memaksimalkan keberadaan Laboratorium Kesehatan Daerah
(Labkesda). Terlebih di tahun ini akan ada pengerjaan fisik pembangunan Labkesda yang memakan anggaran Rp3,1 miliar.
"Kami
melihat sejak dulu ini kita punya labkesda tapi tidak dimaksimalkan. Saat Covid
lalu pun, yang banyak digunakan lab swasta, padahal kita punya labkesda. Nah
dengan adanya pembangunan ini kami harap nantinya labkesda bisa
dimaksimalkan," ujar pria yang akrab disapa ASB.
Lebih
lanjut, ASB menekankan dengan dimaksimalkannya labkesda, maka akan meningkat
pula pelayanan kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat. Tentunya, ini pun
sejalan dengan RPJMD Kota Bogor dari sektor kesehatan.
"Kita
tahu ini sudah tahun terakhir Wali Kota. Maka pemenuhan janji di RPJMD itu
sudah menjadi kewajiban yang harus dilaksanakan. Dengan begitu,keberadaan
labkesda dan peningkatan pelayanan juga harus dimaksimalkan sesuai janji di
RPJMD," tegasnya.
Berdasarkan
hasil rapat tadi, Komisi IV DPRD berkomitmen untuk melakukan pengawasan secara
berkala terhadap pembangunan sarana kesehatan. Khususnya untuk labkesda Kota
Bogor yang diharapkan menjadi sistem ketahan kesehatan warga Kota Bogor.
Bangunan
diharapkan sesuai dengan standarisasi bangunan kesehatan dan sesuai dengan
standarisasi kementerian kesehatan. Yang terpenting pekerjaan ini tidak
mangkrak karena anggaran ini dari APBN, jangan sampai pengerjaan fisik tidak
sesuai standarisasi yang bisa berakibat kita tidak mendapatkan anggaran
lagi," imbuhnya.
Terakhir,
ASB juga meminta Dinkes Kota Bogor untuk segera menyiapkan tata kelola Labkesda
Kota Bogoe pasca pembangunan nanti. Sehingga, setelah pembangunan selesai
dikerjakan, operasional bisa langsung dijalankan secara maksimal.
"Perencanaan
tata kelola Labkesda harus disiapkan sejak sekarang, agar setelah dibangun
nanti bisa langsung beroperasi. Harus mulai dihitung itu potensi pendapatan dan
biaya operasional," pungkasnya.
Bak
gayung bersambut, Sekretaris Dinkes Kota Bogor, Erna Nuraena, menjelaskan dalam
rapat tersebut, keberadaan labkesda Kota Bogor memang direncanakan untuk
menjadi benchmark laboratorium se-Indonesia.
Sebab,
saat ini, Labkesda Kota Bogor memiliki keunggulan dari segi dokumentasi.
Sehingga dengan adanya pembangunan labkesda yang dianggarkan melalui APBD, dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Tak
hanya itu, labkesda Kota Bogor juga sudah tersertifikasi ISO dan layanannya
bukan hanya laboratorium klinik, tapi juga layanan lab kesehatan masyarakat.
"Nah
kedepan kita berharap dengan terbangunnya labkesda ini bisa mampu melakukan
pemeriksaan sesuai dengan arahan kemenkes. Karena kita sdm sudah ada, maka kita
akan maksimalkan potensi labkesda ini yang akan menjadi standar nasional,"
jelas Erna.
Berdasarkan
hasil perhitungan yang sudah dilakukan oleh Dinkes Kota Bogor, dengan adanya
pembangunan labkesda maka dapat memberikan potensi pendapatan sebesar Rp2
miliar atau dua kali lipat pendapatan selama ini.
"Ke
depan kami akan memaksimalkan potensi pendapatan labkesda dari pemeriksaan
kualitas air di sarana2 hotel, jasa boga dan lainnya. Sehingga potensi
pendapatan bisa naik dua kali lipat atau sekitar Rp2 miliar," pungkasnya.
(Irfan Lubis)
FOLLOW THE INFONAS.ID | Bukan Sekedar Berita AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow INFONAS.ID | Bukan Sekedar Berita on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram