Siswa SMP di Bandung Terpaksa Belajar di Bawah Pohon, Apa Penyebabnya?

READ ALSO

INFONAS.ID||Bandung – Sejak didirikan pada tahun 2018, SMP Negeri 60 Bandung masih menghadapi kendala besar dalam hal fasilitas. Hingga kini, sekolah tersebut belum memiliki gedung sendiri dan harus menumpang di gedung SD Negeri 192 Ciburuy, Kecamatan Regol, Kota Bandung.

Dengan jumlah siswa yang terus bertambah, sekolah ini hanya memiliki tujuh ruang kelas untuk sembilan rombongan belajar (rombel), sehingga dua kelas harus menjalani kegiatan belajar mengajar (KBM) di luar ruangan.

Para siswa yang tidak kebagian kelas terpaksa belajar di teras sekolah atau di bawah pohon rindang, yang sering disebut sebagai "DPR" (di bawah pohon rindang).

Meskipun semangat belajar siswa dan dedikasi guru tetap tinggi, situasi ini menjadi kurang ideal, terutama saat cuaca tidak mendukung. Ketika hujan turun, KBM sering kali terganggu dan harus dipindahkan ke lorong sekolah atau bahkan dibubarkan.

Kepala SMP Negeri 60 Bandung mengakui bahwa keterbatasan fasilitas menjadi tantangan besar dalam proses pembelajaran. Meskipun sekolah telah menerima bantuan kursi, meja, dan perangkat teknologi seperti laptop dari Dinas Pendidikan Kota Bandung, masalah utama tetap terletak pada keterbatasan ruang kelas yang membuat fasilitas tersebut sulit digunakan dengan optimal.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung juga menyampaikan bahwa keterbatasan fasilitas ini disebabkan oleh belum tersedianya gedung baru untuk SMP Negeri 60. Hingga saat ini, pengajuan anggaran untuk pembangunan gedung baru belum disetujui dan kemungkinan baru akan bisa dilaksanakan pada tahun 2025.

Sementara itu, siswa dan guru tetap harus menghadapi kenyataan bahwa kegiatan belajar mengajar dilakukan dalam kondisi yang kurang ideal, dengan harapan gedung baru segera terwujud agar proses pendidikan dapat berlangsung lebih baik dan nyaman.

Penulis: [FITO]

Sumber: infobdg.com, IDN Times

Redaksi
- September 28, 2024

Read other related articles

Also read other articles