INFONAS.ID||Muaro Jambi - Diduga akibat tidak Transparan dalam Pelaksanaan Kegiatan PSR, Puluhan Anggota Kelompok Tani Amanah mengaku Kecewa terhadap Ketua Kelompok tersebut atas Pendanaan, serta Pemeliharaan Peremajaan Sawit rakyat oleh Ketua Gapoktan Syafrizal Sabila.
Puluhan Petani tersebut kepada Media, (Sabtu, 2/3) mengaku kecewa terkait Pendanaan kegiatan PSR tersebut yang seyogianya dapat meringankan anggota, ternyata anggota kelompok tersebut terpaksa merogoh kocek pribadi demi terciptanya lahan PSR mereka dengan baik
Menurut keterangan anggota kelompok, awalnya Kegiatan PSR ini disepakati bersama sama dalam forum rapat rapat Kelompok tersebut, terkait Pembersihan lahan yang mencakup,bCuci Parit,bdan Terasan, Pupuk, dan obat obatan guna menunjang Pertumbuhan benih agar dapat tumbuh dengan maksimal.
Namun yang terjadi dilapangan berbeda apa yang disepakati semula, menurut anggota Kelompok,ada beberapa item Pekerjaan PSR tidak terlaksana dengan baik, bahkan sebahagian besar anggota Petani sedari awal sudah harus merogoh kocek sendiri untuk membiayai Cuci Parit, Terasan, dan lain sebagainya.
Terlihat anggota kelompok tersebut begitu kecewa atas Pelaksanaan PSR Gapoktan Amanah, menurut Supratno didampingi beberapa anggota kelompok lainnya mengatakan, hingga saat ini mereka tidak pernah tahu Rencana Anggaran Biaya( RAB) Pelaksanaan PSR selaku anggota Gapoktan tersebut. Namun ini dibantah oleh Syafrizal, dan mengatakan semua anggota kelompok menandatangani RAB tersebut.
Terkait Masa Pemeliharaan Awal, RAB Masa Tanam Belum Menghasilkan, Kegiatan PSR Pendanaan BPDPKS yang dikelola secara Swadaya tersebut anggota kelompok tani Supratno, dan kawan mengatakan sejauh ini baru menerima Pupuk dasar, obat obatan, Pupuk Interflor, Uang sebesar Lima Ratus empat puluh ribu rupiah untuk Upah kerja untuk 2 hektar lahan atau 1 kapling bahagian dari masa perawatan selama kurang lebih 9 bulan terahir ini, menurut kelompok Tani, Dana untuk Pemeliharaan Lahan Sawit kedepan sudah tidak ada lagi.
Terkait pupuk Interflor ini beberapa Petani kecewa,pupuk tersebut tidak memiliki efek yang baik bagi pertumbuhan Kelapa sawit,dan terpaksa anggota kelompok ini lagi lagi harus merogoh kocek pribadi guna membeli pupuk lain.
Hal ini dibuktikan oleh Sulaiman dengan memberikan Pupuk Interflor di beberapa batang sawit, serta menggunakan pupuk merek lain dilahan Sawitnya, sebagai bahan perbandingan.
Dan menurutnya (Sulaiman) pupuk Interflor tidak memiliki efek pertumbuhan yang baik.
Lebih Aneh lagi, Menurut anggota kelompok Tani tersebut Sebagian besar petani ini disodori Kwitansi kosong untuk dibubuhi tanda tangan tanpa Tertera Nominal,vterkait hal ini anggota kelompok ada yang menandatangani.
"Dan sebagian tidak mau menandatangani Kwitansi kosong tersebut dikarenakan belum tahu Nominal atau berapa harga pupuk Interflor dipasaran, seperti Sulaiman dirinya tidak mau menandatangani Kwitansi tersebut," kata Sulaiman.
Dimana sebelum dirinya (Sulaiman) memastikan apa yang tertuang didalam Rencana Anggaran Biaya terkait PSR Gapoktan Amanah tersebut
"Yang lebih miris lagi nasib yang dialami anggota kelompok tani,Sarno kepada media, dilokasi lahan sawitnya, sembari menunjukkan lahan yang terlihat dikelilingi semak belukar dan tanaman kelapa sawit yang tidak terawat," ujarnya.
Selanjutnya menurut Sarno sengaja membiarkan lahannya sawitnya seperti ini, dikarenakan kecewa terhadap Ketua Gapoktan tersebut, Sarno mengatakan 1 hektar lahannya baru ditanami tujuh puluhan batang benih sawit.
"Dan masih ada kekurangan sekitar tujuh puluhan batang lagi yang belum ditanam dikarenakan benih/bibit sudah habis,hingga kini belum ada jawaban dari ketua Gapoktan Syafrizal Sabilah terkait hal tersebut," ujar Sarno.
"Sedari awal sudah tercium aroma yang tidak beres dalam pelaksanaan PSR di Gapoktan Amanah tersebut, sudah dibuktikan dengan hasil Monitoring Evaluasi Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Muaro Jambi pada Maret 2023 lalu, guna menyelesaikan Semua Pekerjaan Sebagaimana diatur dalam Kepmentan 26 Tahun 2021," ujarnya.
Lebih lanjut Sarno menjelaskan, Namun hal tersebut tidak diindahkan oleh Ketua Gapoktan,hal ini selaras, dibuktikan banyaknya Anggota kelompok tani yang kecewa dengan Pendanaan Peremajaan Sawit Rakyat yang Puluhan juta rupiah per hektar tersebut.
"Jika mencermati dari pernyataan puluhan anggota kelompok tani tersebut, terkait RAB yang tidak mereka miliki, Kwintasi Kosong untuk ditanda tangani, dan lain sebagainya," jelasnya.
Sarno Menambahkan, Tentu hal ini ada yang ditutup tutupi Gapoktan Amanah yang bermuara kepada Dugaan Korupsi Pelaksanaan Peremajaan Sawit Rakyat Tahun 2023 lalu.
Informasi yang didapat, terkait perihal Dugaan Korupsi Pelaksanaan Peremajaan Sawit Rakyat Gapoktan Amanah ini sedang ditangani Kejaksaan Tinggi Jambi(Ranto/Arie)
FOLLOW THE INFONAS.ID | Bukan Sekedar Berita AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow INFONAS.ID | Bukan Sekedar Berita on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram