GARUT - Kabupaten Garut menjadi lokasi Monitoring dan Evaluasi (Monev) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Jawa Barat serta Edukasi dan Hiburan (Edutainment) terkait stunting dari Dinas Kesehatan (Dinkes) 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.
Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Wanajaya dan Desa Wanasari, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, pada Selasa (9/7/2024).
Monev Terpadu Tingkat Provinsi Jawa Barat ini dalam rangka mempercepat penurunan angka stunting. Tim dari Dinkes Provinsi Jawa Barat bersama lintas sektor turun langsung ke lapangan untuk mengidentifikasi balita yang mengalami stunting di dua lokasi tersebut.
Tim TPPS Provinsi Jawa Barat, bersama TPPS Kabupaten Garut, aparatur desa, petugas kesehatan di Kecamatan Wanaraja, hingga kader setempat, berkunjung ke rumah-rumah warga yang memiliki balita stunting.
Selain pengukuran dan penimbangan, petugas juga menanyakan beberapa hal kepada warga, seperti imunisasi, pola makan, keberadaan toilet, dan kebiasaan keluarga.
"Kita mengidentifikasi secara komprehensif bagaimana masyarakat melakukan intervensi spesifik dan sensitif, sehingga kita dapat melihat kondisi di lapangan secara nyata. Jika ada kendala atau masalah, kita akan mencari solusinya bersama TPPS. Sebaliknya, jika ada hal yang menarik untuk penurunan stunting, juga akan diangkat ke TPPS," ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Jabar, drg. Emma Rahmawati.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan pemikiran bahwa Provinsi Jawa Barat sedang menuju target Jawa Barat Zero New Stunting. Untuk mewujudkannya, beberapa program telah diluncurkan, seperti Geber SiJumo dan Jamilah, yang melibatkan literasi stunting, imunisasi, pencegahan DBD, penanggulangan TBC, serta menjaga ibu hamil dan lingkungan bersih dan sehat dengan PHBS.
Emma berharap target menuju Jawa Barat Zero New Stunting dapat tercapai, tidak ada stunting-stunting baru.
"Sehingga kita semua mempersiapkan generasi yang unggul, sehat, dan cerdas untuk menuju 2045, menjadi SDM yang berdaya saing," harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, dr. Tri Cahyo Nugroho, Kabid Kesmas Dinkes Kabupaten Garut, mengatakan, edutainment ini merupakan jambore dari tenaga promosi kesehatan (promkes) se-Jawa Barat. Kegiatan ini berpindah-pindah setiap tahun, dan tahun ini Kabupaten Garut ditunjuk menjadi lokasi kegiatan dengan tema stunting.
"Jadi cocok lah dengan tema kita, jadi mereka datang ke Garut, melakukan edukasi kepada keluarga rawan stunting," tutur dr. Tri.
Edutainment diikuti oleh sekira 250 personel dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat, dibagi menjadi 27 tim. Setiap tim mengunjungi minimal 3 hingga 4 keluarga, dengan total 85 keluarga.
"Jadi mereka datang ke keluarga, oleh panitia diberikan goodie bag isinya telur, sambil mereka wawancara mencari faktor-faktor stunting gitu, itu nanti divideokan, dishare, dilombakan, dan didiskusikan nanti malam, informasi yang mereka temukan," ucapnya.
Alasan dipilihnya Kecamatan Wanaraja, menurut dr. Tri, karena wilayah ini mengalami penurunan stunting yang cukup signifikan.
"Sehingga kita ingin teman-teman pada belajar ini bagaimana dari sisi keluarga, perilaku hidup bersih sehatnya ada perubahan yang signifikan, kesadaran masyarakatnya, perilakunya, atau sanitasi total berbasis masyarakatnya ada perubahan atau tidak," tambahnya.
Ia berharap prevalensi stunting di Kabupaten Garut secara signifikan terus menurun, serta mengajak upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat bisa dilakukan secara konsisten, sehingga penurunan prevalensi stunting bisa terwujud.
Di tempat yang sama, Sub Koordinator Kesehatan Keluarga (Kesga) Gizi Dinkes Kabupaten Garut, Sri Prihatin, mengungkapkan bahwa dalam kegiatan Monev stunting ini ada sekitar 15 balita yang dikunjungi, dengan rincian 8 orang di Desa Wanasari dan 7 orang di Desa Wanajaya.
Beberapa hal yang ditinjau meliputi kebersihan lingkungan, akses air bersih, jamban sehat, pola asuh, hingga pemantauan tumbuh kembang di Posyandu.
"Ini menjadi gambaran bagi Dinas Kesehatan untuk menindaklanjuti hasil yang ditemukan, dan akan dikoordinasikan bersama tim kecamatan dan puskesmas," papar Sri.
Ia berharap hasil Monev tahun ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, dan Kecamatan Wanaraja tidak lagi menjadi lokus stunting di masa mendatang.
"Secara umum, kegiatan bersama menunjukkan kekompakan dan kesiapan dari kecamatan, puskesmas, dan desa. Penyebab utama stunting yang kami identifikasi adalah masalah sosial ekonomi," tutupnya.
Penulis : Muhamad Azi Zulhakim
Penyunting : Yanyan Agus Supianto
FOLLOW THE INFONAS.ID | Bukan Sekedar Berita AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow INFONAS.ID | Bukan Sekedar Berita on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram