INFONAS.ID|ROKAN HULU - Sandang merupakan kebutuhan primer (Kebutuhan pokok red-), manusia, secara kontekstual termasuk identitas tertentu, potensinya bagaikan Lautan yang takkan kering sepanjang kehidupan manusia.
Kebutuhan Sandang berupa Batik, merupakan keindahan warisan budaya Nusantara ini sudah semakin mendunia, sebab setiap goresannya memiliki makna dan filosofi tersendiri, hal itu tercermin dari ragam motif Batik di setiap daerah di Indonesia.
Batik bagi umat Islam sendiri, sudah harus difahami sebagai bentuk manifestasi menjalankan kesunnahan Nabi Muhammad serta mengamalkan ajarannya, memerintahkan supaya mencintai dan memperkuat identitas kebudayaannya.
Sementara, Batik Riau bermula sejak Zaman Kerajaan Melayu dulu, yakni Kerajaan Daik Lingga (1824-1911) di Kepulauan Riau.
Batik di Zaman Lingga ini tidak menggunakan pewarna Perak dan Kuningan, dicap pada bahan kain menggunakan Perunggu yang bercorak khas Melayu, kainnya digunakaan halus seperti Sutra.
Untuk Batik Rokan Hulu (Rohul) sendiri, merupakan inspirasi kreasi inovatif Direktur Utama (Dirut) Perumda RHJ Marjeni, SE, MM, dengan Maestro Seniman Rohul Junaidi Syam (Jon Kobet), akhir-akhir ini menjadi trending topik (Buming) jadi pembicaraan hangat di kalangan Masyarakat.
Terbukti, sejumlah Pemangku kepentingan di Bumi Lancang Kuning, baik itu, Gubri H Syamsuar dan Wagubri H Edi Natar Nasution, dengan begitu elegannya, mereka mengenakan Batik Rohul tersebut.
Karena memang dorongan dan motivasi dari Pemimpin di Negeri Suluk, yakni Bupati Rohul H Sukiman dan Wakil Bupati Rohul H Indra Gunawan, tanpa pamrih, memberikan support positif, karena pada konteks giat daerah mereka tampil dengan Batik Rohul.
Melihat hal tersebut, mendorong Eks Ketua Organisasi Wartawan di Rohul, Rian Alfian untuk melihat langsung secara apa, Batik Rohul itu di Galeri Batik Perumda RHJ dikelola, Rabu (27/10/2021).
Ternyata, setelah dirinya melihat langsung, hal ini merupakan potensi strategis, selain bernilai ekonomis dan indentitas kultural, juga merupakan kebanggaan tersendiri bagi daerah untuk memperkaya khasanah budaya di Negeri Seribu Suluk.
"Hanya ada kata 'Luar Biasa Batik Rohul' inspiratif, inovatif dan kreatif, Dirut Perumda RHJ Marjeni, SE, MM," cetus Rian Alfian yang akrab dipanggil Bang Gondrong.
Menanggapi hal ini, Dirut Perumda RHJ Marjeni, SE, MM, konsep Batik Rohul dapat menginspirasi, karyanya strategis, selain sebagai identitas daerah dan motifnya juga berimprovisasi secara kontemporer, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Ketika itu, Marjeni, SE, MM, juga menjelaskan makna filosofis yang terkandung dalam tiga Batik Rohul antara lain untuk Motif Sicuriang artinya Berhitung, Orang Rohul itu penuh perhitungan dalam mengambil keputusan, dalam dunia demokrasi Orang Rohul dalam memilih wakilnya atau pemimpinnya melalui perhitungan suara.
"Motif Suluo Kekaik artinya, saling terkait, Orang Rohul itu saling berkaitan, saling bersaudara, saling menghargai dan saling bekerjasama untuk membangun kampung halaman," terangnya
"Motif Sesuli Banja artinya, Bunga ladang beraneka ragam, Negeri Rohul itu Pluralisme, hidup beraneka ragam suku bangsa dengan rukun dan damai, hal ini menjadi sumber keindahan, kekuatan dan kemajuan Rohul," pungkasnya mengakhiri. (HPR)
FOLLOW THE INFONAS.ID | Bukan Sekedar Berita AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow INFONAS.ID | Bukan Sekedar Berita on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram